Kedekatan Nasrani Dengan
Umat Islam.
Umat Islam.
A. Kesaksian Al-Quran :
Al-Quran sejak awal
membedakan karakteristik hubungan umat Islam dengan yahudi dibandingkan dengan nasrani. Yahudi disebutkan punya hubungan yang keras kepada umat Islam. Sebaliknya, nasrani justru punya hubungan yang jauh lebih baik. Al-Quran menggunakan istilah aqrabahum mawaddatan, yaitu yang paling dekat kecintaannya.
Al-Quran sejak awal
membedakan karakteristik hubungan umat Islam dengan yahudi dibandingkan dengan nasrani. Yahudi disebutkan punya hubungan yang keras kepada umat Islam. Sebaliknya, nasrani justru punya hubungan yang jauh lebih baik. Al-Quran menggunakan istilah aqrabahum mawaddatan, yaitu yang paling dekat kecintaannya.
Silahkan simak ayat ke-82 dari
Surat Al-Maidah berikut ini :
ﻟﺘﺠﺪﻥ ﺃﺷﺪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﺪﺍﻭﺓ ﻟﻠﺬﻳﻦ ﺁﻣﻨﻮﺍ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻭﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﺷﺮﻛﻮﺍ ﻭﻟﺘﺠﺪﻥ ﺃﻗﺮﺑﻬﻢ ﻣﻮﺩﺓ ﻟﻠﺬﻳﻦ ﺁﻣﻨﻮﺍ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺇﻧﺎ ﻧﺼﺎﺭﻯ
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang - orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani".. (QS. Al-Maidah : 82)
B. Nasrani Sudah Mengenal
Ciri Muhammad Dalam Injil
Ciri Muhammad Dalam Injil
ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺁﺗﻴﻨﺎﻫﻢ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻳﻌﺮﻓﻮﻧﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﻌﺮﻓﻮﻥ ﺃﺑﻨﺎﺀﻫﻢ ﻭﺇﻥ ﻓﺮﻳﻘﺎ ﻣﻨﻬﻢ ﻟﻴﻜﺘﻤﻮﻥ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﻫﻢ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al
Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 146)
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al
Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 146)
C. Pendeta Buhaira Melindungi
Rasulullah SAW : Buhaira adalah seorang mantan Yahudi yang menjadi rahib Kristen Nestorian. Dia Ia tinggal di kota Bushra, Selatan Syam (sekarang Syria). Dia melihat tanda-tanda kenabian Muhammad, ketika menjamu kafilah dagang pimpinan Abu Thalib yang melewati wilayah tempat tinggalnya. Awan yang selalu mengikuti kemana kafilah bergerak telah membuat Buhaira penasaran, sebab itu adalah salah satu ciri seorang nabi. Maka diundanglah Abu Thalib ke rumahnya untuk dijamu, semua anggota rombongan diminta masuk ke rumahnya. Namun awan yang bergayut di awat unta-unta yang sedang istirahat tidak ikut masuk. Barulah setelah diri Muhammad SAW yang saat itu masih kecil dibawa masuk, awannya ikut bergerak ke atas rumah Buhaira. Semakin yakinlah Buhaira atas kenabian Muhammad nanti. Apalagi setelah ditemukannya tanda kenabian di tubuh Nabi Muhammad SAW yang masih kecil saat itu. Buhaira berpesan kepada Abu Thalib agar ia berhati-hati terhadap rencana jahat orang Yahudi. Allah telah mentakdirkan nabi terakhir berasal dari bangsa Arab dan nabi itu adalah Muhammad. Sementara orang-orang Yahudi menginginkan agar status
kenabian itu selamanya milik bani Israel. Itulah sebabnya mereka akan selalu berusaha untuk membunuh Muhammad jika mereka mendapat kesempatan.
Rasulullah SAW : Buhaira adalah seorang mantan Yahudi yang menjadi rahib Kristen Nestorian. Dia Ia tinggal di kota Bushra, Selatan Syam (sekarang Syria). Dia melihat tanda-tanda kenabian Muhammad, ketika menjamu kafilah dagang pimpinan Abu Thalib yang melewati wilayah tempat tinggalnya. Awan yang selalu mengikuti kemana kafilah bergerak telah membuat Buhaira penasaran, sebab itu adalah salah satu ciri seorang nabi. Maka diundanglah Abu Thalib ke rumahnya untuk dijamu, semua anggota rombongan diminta masuk ke rumahnya. Namun awan yang bergayut di awat unta-unta yang sedang istirahat tidak ikut masuk. Barulah setelah diri Muhammad SAW yang saat itu masih kecil dibawa masuk, awannya ikut bergerak ke atas rumah Buhaira. Semakin yakinlah Buhaira atas kenabian Muhammad nanti. Apalagi setelah ditemukannya tanda kenabian di tubuh Nabi Muhammad SAW yang masih kecil saat itu. Buhaira berpesan kepada Abu Thalib agar ia berhati-hati terhadap rencana jahat orang Yahudi. Allah telah mentakdirkan nabi terakhir berasal dari bangsa Arab dan nabi itu adalah Muhammad. Sementara orang-orang Yahudi menginginkan agar status
kenabian itu selamanya milik bani Israel. Itulah sebabnya mereka akan selalu berusaha untuk membunuh Muhammad jika mereka mendapat kesempatan.
D. Kemenangan Nasrani Membahagiakan Umat Islam:
Ketika berkecamuk perang antara Romawi dan Persia di masa kenabian, ternyata keberpikahan Rasulullah SAW dan para shahabat adalah mendukung kemenangan bangsa Romawi yang nota-bene
pemeluk agama nasrani. Bahkan ketika akhirnya Romawi menang atas persia, beliau SAW dan para
shahabat berbahagia atas kemenangan itu.
Ketika berkecamuk perang antara Romawi dan Persia di masa kenabian, ternyata keberpikahan Rasulullah SAW dan para shahabat adalah mendukung kemenangan bangsa Romawi yang nota-bene
pemeluk agama nasrani. Bahkan ketika akhirnya Romawi menang atas persia, beliau SAW dan para
shahabat berbahagia atas kemenangan itu.
Hal ini dengan jelas ditegaskan di dalam Al-Quran Al-Karim, khususnya ayat berikut ini :
ﻭﻳﻮﻣﺌﺬ ﻳﻔﺮﺡ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻮﻥ
Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman
Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman
(QS. Ar-Ruum : 4)
Padahal bangsa Romawi tidak lain adalah bangsa kristen. Bahkan menjadi pusat agama kristen di dunia. Ibu kotanya saat itu adalah Al-Quds Palestina, tempat Kaisar Heraclius bertahta.
E. Raja Kristen Najasyi
Melindungi Shahabat Yang Hijrah ke Negerinya :
Salah satu momen penting dalam kegentingan sejarah NabiSAW adalah tatkala beliau tidak punya tempat berlindung yang aman, baik di Mekkah, Thaif atau negeri lainnya. Satu-satunya negeri yang menjanjikan keamanan adalah Habayshah, sebuah kerajaan kristen di bawah pimpinan Raja Najasyi,
yang juga seorang pemeluk agama masehi (Kristen) yang fanatik.
Maka Rasulullah SAW berinisiatif untuk mengirim para sahabat berhijrah ke Habasyah. sesampainya di
Habasyah, rombongan para shahabat yang dipimpin oleh Ja'far bin Abu Thalib diterima dengan tangan terbuka.
Melindungi Shahabat Yang Hijrah ke Negerinya :
Salah satu momen penting dalam kegentingan sejarah NabiSAW adalah tatkala beliau tidak punya tempat berlindung yang aman, baik di Mekkah, Thaif atau negeri lainnya. Satu-satunya negeri yang menjanjikan keamanan adalah Habayshah, sebuah kerajaan kristen di bawah pimpinan Raja Najasyi,
yang juga seorang pemeluk agama masehi (Kristen) yang fanatik.
Maka Rasulullah SAW berinisiatif untuk mengirim para sahabat berhijrah ke Habasyah. sesampainya di
Habasyah, rombongan para shahabat yang dipimpin oleh Ja'far bin Abu Thalib diterima dengan tangan terbuka.
Dari tulisan diatas kita makin memahami Kedekatan Islam dan Nasrani.
Di Alquran sendiri tidak ada menyebutkan kaum "Kafir" ke umat Nasrani yang ada penyebutan adalah "Ahli kitab" Untuk kaum penyebutan kaum musrikin dan kafir hanya ditujukan kepada kaum
Yang masih menyembah berhala yg dibangun disekitar Ka'bah dan mereka belum menganut agama apapun.
Di Alquran sendiri tidak ada menyebutkan kaum "Kafir" ke umat Nasrani yang ada penyebutan adalah "Ahli kitab" Untuk kaum penyebutan kaum musrikin dan kafir hanya ditujukan kepada kaum
Yang masih menyembah berhala yg dibangun disekitar Ka'bah dan mereka belum menganut agama apapun.
Maka berhati-hatilah bila menyebut "Kafir"
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Siapa yang menyeru kepada seseorang dengan sebutan kekafiran atau ia mengatakan: Wahai musuh Allah, sementara yang dituduhnya itu tidak demikian maka sebutan tersebut kembali kepadanya.” (Shahih, Hadits Riwayat Muslim no. 61)
Atau
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
(( ﺃﻳﻤﺎ ﺭﺟﻞ ﻗﺎﻝ ﻟﺄﺧﻴﻪ : ﻳﺎ ﻛﺎﻓﺮ, ﻓﻘﺪ ﺑﺎﺀ ﺑﻬﺎ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ , ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﻭ ﺇﻻ ﺭﺟﻌﺖ ﻋﻠﻴﻪ))
“Apabila seseorang menyeru kepada saudaranya: Wahai kafir, maka sungguh akan kembali sebutan kekafiran tersebut kepada salah seorang dari keduanya. Bila orang yang disebut kafir itu memang kafir
adanya maka sebutan itu pantas untuknya, bila tidak maka sebutan kafir itu kembali kepada yang mengucapkan.”
“Apabila seseorang menyeru kepada saudaranya: Wahai kafir, maka sungguh akan kembali sebutan kekafiran tersebut kepada salah seorang dari keduanya. Bila orang yang disebut kafir itu memang kafir
adanya maka sebutan itu pantas untuknya, bila tidak maka sebutan kafir itu kembali kepada yang mengucapkan.”
(Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6104 dan Muslim no.60)
»Maka kita bisa makin memahami bila Gus Dur sampai Gus Nuril bersedia masuk ke Gereja & akrab dengan umat Nasrani «
Ditulis oleh Teddy Calterio
FB : https://www.facebook.com/groups/1610216669215200/permalink/1742072602696272/
Admin Grup Sahabat Gus Dur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar